"Boleh saja. Karena apa? RON 88 itu memang itu unik sekali. Cuma Indonesia yang punya RON 88," kata Sofyan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (17/4/2015).
Menurut Sofyan, selama ini negara Indonesia terus menggunakan Premium RON 88 dikarenakan fasilitas kilang atau refinery tidak diperbarui alias sudah tua. Terlebih lagi, Indonesia belum membangun kilang baru dengan fasilitas yang modern.
Seperti diketahui, PT Pertamina (Persero) mulai Mei 2015 secara bertahap akan menghapus Bahan Bakar Minyak (BBM) premium dengan RON 88 dan akan digantikan dengan Pertalite dengan Ron sekira 91. Nantinya BBM dengan kualitas hampir mirip pertamax ini hanya dijual di kota-kota besar saja.
Langkah Pertamina tersebut merupakan transisi menghilangkan bensin RON 88 sejalan dengan rekomendasi dari Tim Tata Kelola Reformasi Migas yang diketuai oleh Faisal Basri. Pemerintah menginginkan penggunaan energi semakin bersih. Alasan lainnya yakni karena jenis BBM ini sudah tidak banyak lagi digunakan oleh negara lain.
(Rizkie Fauzian)