3. Gaji pejabat Petral besarannya bombastis.
Cikal bakal pembubaran Petral adalah atas rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang dimpimpin Faisal Basri. Tim tersebut mengungkap adanya mata rantai pengadaan minyak dan BBM yang tidak mengalami perbaikan.
Pada akhir 2014, Faisal menemukan beberapa kejanggalan pada cara kerja Petral. Skema yang telah dilakukan jajaran direksi Petral tersebut dinilai tidak lazim untuk diterapkan. Sebab, kontrak pengadaan BBM biasanya untuk jangka waktu tiga bulan, namun justru dilakukan selama enam bulan.
Selain itu, Faisal juga memberikan 14 rekomendasi, terdapat tiga hal mendasar yang cukup mengejutkan.
1. Ternyata, berdasarkan temuan tim, beberapa pelaku pasar di pasar minyak Singapura tidak melakukan penawaran langsung ke Petral karena spesifikasi produk (minyak mentah dan BBM) yang ditenderkan tidak lazim dalam usaha perminyakan, proses berbelit-belit dan harus menghadapi pihak ketiga sebagi agen. Namun, pelaku yang bersangkutan mengakui dengan terbuka mengapalkan minyaknya secara teratur ke Indonesia melalui trader.
2. Tim menemukan indikasi kebocoran informasi mengenai spesifikasi produk dan owner estimate sebelum tender berlangsung.