Sejumlah pengamat juga memprediksi bahwa industri properti di Indonesia pada 2015 akan memasuki fase perlambatan. Namun, pengamat properti dari Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda mengatakan, pasar properti diprediksi akan memasuki siklus baru pada 2016 dengan tren kenaikan.
”Kita baru saja melewati pemilu di akhir tahun 2014 dan dampaknya terasa sekarang. Konsumen kebanyakan wait and see. Tapi, memasuki siklus baru tren kenaikan ada lima hal yang perlu ditandai,” ujar dia belum lama ini.
Lima hal tersebut ialah, pertama, suku bunga acuan BI yang turun dari 7,75 persen menjadi 7,5 persen telah diprediksi sebelumnya dan diperkirakan akan terus mengikuti tren menurun sampai akhir 2015. Penurunan ini akan membuat daya beli sedikit terdongrak menyusul tren penurunan suku bunga KPR.
Kedua, pengembang mulai melakukan strategi yang lebih ”membumi” dengan membuat produk-produk yang ”masuk akal” menyasar segmen menengah setelah sebelumnya lebih banyak meluncurkan properti mewah. Ketiga , fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berdasarkan analisis IPW merupakan kondisi market shock sesaat dan tidak menggambarkan buruknya fundamental Indonesia.