Harga Bawang Mahal, Kementan Tidak Sebut Ulah Mafia

Prabawati Sriningrum , Jurnalis
Selasa 16 Juni 2015 11:11 WIB
Ilustrasi: Okezone
Share :

JAKARTA – Jelang Ramadan, harga bawang merah mengalami peningkatan, namun kenaikan tersebut bukan permainan mafia, melainkan tata niaga perdagangan di pasar ritel yang belum optimal.

"Saya enggak menyatakan mafia ya, kita mesti lebih realistis. Ini namanya tata niaga, di manapun pedagang, apalagi momen Lebaran permintaan meningkat kala, mereka berusaha cari untung. Hanya saja untungnya harus dikendalikan, jangan berlebihan," papar Direktur Jenderal Holtikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Spudnik Sujono di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa (16/6/2015).

Sementara itu, supplai bawang merah terbilang aman, kendati masih terdapat dinamika harga di tingkat penjual yang menyebabkan melonjaknya harga bawang di pasaran.

"Setiap tata niaga di pasar pasti ada rantai pasarnya. Rantai pasar itulah yang menyebabkan harga bisa bergerak tinggi ketika sampai ke pembeli," jelas dia.

Oleh karena itu, diperlukan operasi pasar untuk meminimalisir terjadinya kelonjakan harga yang semakin mendalam. Terlebih, untuk melakukan pemantauan terhadap kebutuhan dan permintaan di pasaran.

"Pengalaman saya melihat ke pengumpul, mereka beli tebas (kumpulan), pengumpul bergerak lagi ke pedagang besar. Nah masing-masing, rantai pasarnya punya fee. Itu yang sebabkan harga jadi agak tinggi. Nah, dengan adanya operasi pasar ini bisa memotong rantai pasar tadi menjadi lebih wajar harganya," pungkasnya.

(Rizkie Fauzian)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya