Di sisi lain, kata dia, aturan pelarangan impor mineral mentah juga menjadi hambatan ekspansi ekspor. Selain itu, kebijakan substitusi impor tidak pernah dimulai oleh pemerintah untuk menghindari terulang kondisi pelemahan rupiah seperti saat ini yang berdampak pada industri dalam negeri.
"Otoritas fiskal yakni pemerintah harus segera mendesain kebijakan jangka panjang berkaitan dengan kebergantungan Indonesia terhadap impor. Substitusi impor melalui penguatan sektor pertanian dan industri lokal yang berbasis bahan baku lokal harus dimulai untuk kepentingan jangka panjang," kata Pengamat Kebijakan Publik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untirta tersebut.
Sementara itu dampak dari melemahnya nilai tukar rupiah, harga kedelai terus bergerak naik. Bahan baku utama pembuatan tahu dan tempe ini bahkan sudah tembus hingga Rp8.000 per kilogram. Hal tersebut mengakibatkan sejumlah perajin tahu dan tempe di Kampung Ranca Sadang, Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang, mogok beroperasi.
(M Budi Santosa)