JAKARTA - Sepanjang 2015 kondisi perekonomian Indonesia memang tidak ramah bagi dunia usaha. Salah satu yang paling menghantam karena nilai tukar Rupiah yang anjlok cukup dalam.
Salah satu emiten yang mengaku menerima imbas negatif tersebut yakni PT Martina Berto Tbk (MBTO). Direktur Utama Martina Berto Bryan David Emil mengaku, perseroan mengalami rugi kurs hingga Rp10 miliar di 2015
"Mungkin rugi kurs kurang lebih ada Rp10 miliar lebih. Itu cukup lumayan dalam. Siapa yang bisa menduga di Indonesia pada 2015 turun dari Rp12 ribu sampai mendekati Rp14 ribu per USD lebih," katanya di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (13/1/2016).