JAKARTA – Pencapaian kinerja PT Martina Berto Tbk (MBTO) di paruh pertama meleset dari target yang diharapkan. Di mana produsen kosmetika dan jamu tradisional mencatatkan merugi Rp21,65 miliar. Padahal di semester pertama tahun lalu MBTO masih mencetak laba bersih Rp3,43 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, kemarin.
Perseroan menjelaskan, kerugian ini disebabkan oleh penurunan pendapatan serta kenaikan beban. Pada periode Januari-Juni 2018, Martina Berto mencatatkan penjualan Rp277,90 miliar. Penjualan ini turun 7,22% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp299,53 miliar. Penurunan penjualan terjadi pada produk kosmetik. Di semester pertama tahun ini, penjualan kosmetik sebelum diskon dan retur mencapai Rp318,87 miliar, turun 18,86% ketimbang periode yang sama tahun lalu Rp393 miliar.
Penjualan jamu justru melonjak lebih dari tiga kali lipat dari Rp645,40 juta menjadi Rp2,12 miliar. Tapi karena porsi penjualan jamu masih tipis, lonjakan ini tak mampu menutupi penurunan bisnis kosmetik. Kenaikan beban pokok penjualan pun menekan MBTO di tengah penurunan pendapatan. Beban pokok penjualan MBTO naik tipis 1,87% menjadi Rp147,94 miliar.
Alhasil, MBTO mencetak rugi usaha Rp19,77 miliar dari laba usaha semester pertama 2017 sebesar Rp11,26 miliar. Pada akhir Juni, MBTO mencatatkan aset Rp753,97 miliar, turun 3,42% dari posisi akhir tahun lalu. Ekuitas Martina Berto turun 5,27% menjadi Rp391 miliar. PT Martina Berto Tbk (MBTO) mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini senilai Rp59 miliar.