JEMBER – Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyebutkan, kondisi pasar atau tata niaga komoditas jagung di Indonesia saat ini tidak sehat.
Tingginya selisih harga jual (distorsi) di tingkat petani dan harga di pasaran umum dinilai Amran sangat merugikan petani. “Harga di petani sekitar Rp 2.700 per kilogram. Sedangkan di tingkat peternak yang memerlukan jagung untuk pakan bisa mencapai Rp 7.000 per kilogram. Jelas mereka (peternak) berteriak,” kata Amran saat berkunjung ke Desa Rambigundam, Kecamatan Rambipuji, Jember, kemarin.
Amran beserta jajaran Dirjen Kementan melakukan aksi tanam awal dan panen perdana padi tahun 2016 di sejumlah daerah di Jawa Timur, termasuk di Jember. Hal itu juga ditandai dengan peletakan batu perdana di areal persawahan Desa Rambigundam. Amran menjelaskan, petani dirugikan dengan pembelian jagung yang rendah. Padahal, lanjut Amran, petani bekerja keras selama 120 hari untuk mendapatkan hasil tersebut. “Sementara midle man (pedagang besar) itu hanya datang sekitar 2 jam dan mendapatkan keuntungan hampir 300 persen. Ini jelas kondisi pasar yang tidak sehat,” tegas Amran disambut tepuk tangan petani setempat.