Dimulainya MoU, lanjut Darmin, diharapkan bisa mempercepat jalannya mekanisme peningkatan keterampilan tenaga kerja melalu program pelatihan terpadu yang meliputi, program pelatihan, pemagangan dan sertifikasi.
Darmin menambahkan, saat ini setiap negara tidak bisa mengandalkan pendidikan formal untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerjanya. Walaupun yang nonformal ada dan diperlukan, tapi perlu ditunjang kompetensi tertentu untuk mendukung tenaga kerja dalam rangka memperkuat dan meningkatkan kemampuan, supaya bisa mendapatkan pekerjaan.
"Anak saya di IT dia juga punya sertifikat yang dikeluarkan Inggris dan Amerika. Untuk apa sertifikat itu? Dia punya opsional mencari pekerjaan. Kita harus mengakui kita terlambat,"tuturnya
Darmin mengakui, hingga sekarang, masih ada tumpang tindih dan belum sinkronisasi antara lembaga dan institusi yang sudah ada. Untuk itu, diperlukan kerjasama semacam ini agar tidak terjadi overlapping.
"Kita kemudian sepakat soal kelembagaan dan sinkronisasi kelembagaan tetap kita kerjakan tapi di saat yang sama ada yang tidak kalah penting adalah mekanisme yang satu ini, pengembangan program pelatihan terpadu," tuturnya.
(Fakhri Rezy)