"Nanti. Data Panama itu cuma nama, alamat, dan perusahaan. Kalaupun paling jauh, itu rekening perusahaan, tapi di Panama," kata Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro saat ditemui dikantornya, Jumat (13/5/2016).
Menurut Bambang, hasil identifikasi bisa dicocokkan dengan data hasil pertukaran informasi dengan para negara anggota G-20 yang sudah dimiliki oleh DJP.
"Nanti kami konfirmasi dengan data yang sudah kami miliki. Jadi itu hanya menjadi input," katanya.
Namun, pihaknya belum bisa memproyeksi besarnya potensi yang bisa diterima negara meski data Panama Papers sudah terkuak.
"Bagaimana bisa hitung, kalau tidak ada informasi apa-apa selain alamat," cetusnya.
(Fakhri Rezy)