JAKARTA - Pemerintah Indonesia belakangan ini cukup dikejutkan dengan adanya keterbukaan data dalam Panama Papers. Pasalnya, terdapat banyak nama-nama orang Indonesia dalam dokumen ini. Namun, hal ini dianggap telah menguntungkan bagi pemerintah karena secara tidak langsung dapat memperkuat data base perpajakan di Indonesia.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) pun angkat bicara mengenai banyaknya nama orang Indonesia dalam Panama Papers. Menurut JK, selama ini di Indonesia pajak bukanlah sesuatu yang disukai. Namun, seharusnya tarif pajak di Indonesia bukanlah menjadi salah satu penyebab dari banyaknya Wajib Pajak yang melarikan hartanya ke luar negeri.
"Walaupun sebagian orang tidak suka pajak, jadi menghindar dan cari surga pajak. Indonesia saya kira berada tengah-tengah bukan surga bukan neraka juga karena tax rasio masih 11 persen," kata JK dalam acara International Conference on Tax, Investment and Business 2016 di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (23/5/2016).
Menurut JK, penerimaan negara selama ini tidaklah sebesar dari negara lain yang begitu tinggi menerapkan tarif pajak. Untuk itu, para Wajib Pajak tak perlu mengkhawatirkan besaran tarif pajak yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian Keuangan.
"Penerimaan tidak sebesar negara lain, tarif di tengah-tengah, ya bukan surga bukan neraka," ungkap JK yang diiringi oleh senyuman khasnya.