“Kalau soal tarif, di Sei Mangkei itu kan banyak yang stakeholder-nya. Saya pikir itu dipertimbangkan. Cuma itu memang kewenangan kantor pusat. Soal sosialisasinya kepada para pengusaha calon pengguna layanan kereta api peti kemas ini, saya pikir kalau sudah beroperasi artinya ada kesepakatan dengan beberapa pihak,” tukasnya.
Sementara itu, Vice Presiden PT KAI Divre I Sumut Mateta Rijalulhaq, mengatakan, operasional kereta khusus peti kemas ini ditujukan untuk mengurangi beban jalan, yang selama ini dijadikan andalan utama bagi truk pengangkut barang.
"Untuk pengangkutan peti kemas dan angkutan barang menjadi programnya PT KAI Divre I Sumut. Sudah di programkan dan akan ada lokomotif yang dikirim," ujarnya.
Mateta menyebutkan, Sumut akan mendapatkan pergeseran sebanyak 7 lokomotif untuk kereta barang. Lokomotif tersebut akan digunakan untuk pengangkutan barang dari Sei Mangke, pelabuhan baru Kuala Tanjung, dan trip lainnya ke Medan.
"Dengan penambahan tujuh lokomotif itu, saat ini kita memiliki 35 lokomotif serta delapan gerbong datar yang siap untuk dioperasikan," ungkapnya.
(Raisa Adila)