Bandara Baru Yogyakarta Berkelas Dunia

Koran SINDO, Jurnalis
Senin 30 Januari 2017 10:45 WIB
Foto: Koran Sindo
Share :

YOGYAKARTA – Indonesia segera memiliki bandara terpadu dan berkelas dunia seiring dimulainya pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kabupaten Kulonprogo, DIY.

NYIA digadang-gadang menjadi bandara yang memanjakan penumpang sekaligus ramah terhadap warga sekitar. Bandara ini jauh lebih luas daripada bandara saat ini, yakni Bandara Adisutjipto. Bahkan panjang landasannya (runway) yang mencapai 3.600 meter menempatkan NYIA terbesar keempat di Indonesia setelah Bandara Hang Nadim Batam, Bandara Kuala Namu Deli Serdang, dan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Adisutjipto sudah tidak mampu lagi menampung penumpang karena hanya berkapasitas 1,2 juta orang per tahun. Namun pada praktiknya Adisutjipto melayani hingga 7,2 juta penumpang pada 2016. Konektivitas antarmoda NYIA juga disiapkan seperti membangun jalur kereta maupun akses langsung ke sejumlah objek wisata baik di DIY maupun Jawa Tengah.

Keramahan NYIA juga bakal terwujud karena PT Angkasa Pura I selaku pengelola bandara akan melengkapi beragam fasilitas terbaru dan mengusung konsep aerocity. Dengan konsep ini nantinya akan ada kawasan terpadu dalam radius sekitar 5 km yang dilengkapi berbagai fasilitas. Selain permukiman warga, pengelola akan membangun sekolah, kampus, rumah sakit, logistic park, dan argovillage

Konsep aerocity ini tidak akan menggusur sawah-sawah yang ada, tetapi justru tetap mempertahankannya untuk menjadi daya tarik dan ciri khas NYIA. Direktur Teknik PT Angkasa Pura I Polana mengatakan, Bandara NYIA ini akan mengusung konsep yang berbeda. Karena di sekitar bandara ada aerocity.

Masterplan aerocity kini tengah disusun guna memadukan dengan Peraturan Daerah (Perda) RT/RWdiDIY. Bandarabaru ini akan dibangun sekelas bintang 5 dengan tetap memperhatikan green airport, ground sertificate yang sesuai dengan isu global warming belakangan ini. Meski ada konsep aerocity, konsep hijau tetap dipertahankan semisal tak menghilangkan area persawahan.

Ciri khas Yogyakarta akan tetap kental di dalam bandara ini. Bandara ini akan membawa konsep intermoda yang menggabungkan tiga transportasi massal sekaligus. ”Akan terintegrasi dengan kereta dan angkutan darat lainnya,” sebut dia.

Konsep model intermoda dikembangkan untuk mempermudah arus penumpang ataupun barang. Nantinya akan dibangun underpass KA dengan terminal kargo yang sangat memadai. Harapannya arusbarang yang melalui bandara baru ini akan semakin lancar.

”Target Maret 2019 bandara ini harus sudah dioperasionalkan,” ujar Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi di sela groundbreaking NYIA bertajuk Babat Alas Nawung Kridha di Desa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulonprogo.

Babat Alas Nawung Kridha berarti membuka, membersihkan, merapikan, menata lahan, tanda dimulainya pembangunan NYIA. Peletakan batu pertama secara simbolis ditandai dengan pemasangan batu bata merah oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X. Kehadiran NYIA ini diharapkan menjadi pintu masuk bagi wisatawan internasional karena lebih luas, ramah, dan nyaman.

Pembangunan NYIA dibagi dalam dua tahap. Pada tahap pertama, NYIA akan memiliki runway sekitar 3.250 meter dan lebar 60 meter. Luas terminal 130.000 meter persegi. Pada tahap awal ini diperkirakan sudah mampu menampung 14 juta penumpang. Tahap kedua akan diperpanjang hingga 3.600 meter dengan luas mencapai 150.000 meter persegi dan kapasitas penumpang lebih banyak lagi. ”Semua pesawat besar bisa mendarat, termasuk pesawat berbadan lebar,” ujar Budi.

Pembangunan Dikebut

Presiden Jokowi menginstruksikan agar proses pembangunan NYIA dikebut. Sebab, menurut Presiden, bandara ini sudah direncanakan sejak enam sampai tujuh tahun yang lalu, tetapi tidak bisa terlaksana dan terus mundur. ”Saya sudah sampaikan ke Ngarso Dalem (Gubernur) agar segera dibangun. Apa pun risikonya, tidak boleh mundur lagi,” tandasnya.

Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X juga berharap pembangunan NYIA akan menjadi titik awal bagi perkembangan peradaban baru di DIY. Bandara akan diintegrasikan dengan berbagai kemudahan untuk investasi. ”Bandara akan membuka transaksi perdagangan, wisata, dan investasi menuju peradaban baru abad ke-21 yang diawali dari Kulonprogo,” ucapnya.

Sultan berharap bandara ini akan memberikan efek domino yang mampu mengembangkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. ”Bandara harus jadi katalisator dan akselerator ekonomi,” Sultan berharap. Dirut PT AP I Danang S Baskoro melalui telepon selulernya menambahkan, dalam hal teknologi, tidak banyak perbedaan yang akan dilakukan bila dibandingkan dengan bandara lain. Hal ini dikarenakan sudah ada standar operasional prosedur (SOP) dalam kaitan penerbangan.

Proses pembangunan akan ditangani perusahaan dalam negeri. ”Memang awalnya sempat ada wacana dengan GVK dari India, tetapi kami maksimalkan dulu investor dalam negeri,” tandasnya. Ketua Asita DIY Udi Sudiyana mengatakan, dimulainya bandara baru merupakan tonggak bagi pelaku pariwisata Yogyakarta untuk melangkah lebih maju dengan tantangan dan harapan lebih besar.

Menjadi tantangan karena kemungkinan besar adanya investor asing masuk ke Yogyakarta di bidang pariwisata semakin terbuka lebar. ”Kalau tidak dibatasi dan dibuat regulasi perlindungan pada pengusaha lokal, pengusaha lokal akan gulung tikar,” tuturnya. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Yogyakarta Budi Hanoto menambahkan, ketika pembangunan bandara baru dimulai, secara otomatis hal itu akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di DIY.

Sebab hal tersebut menandakan investasi di wilayah ini meningkat. Dua komponen pertumbuhan ekonomi di DIY adalah konsumsi dan investasi. Firman, salah satu satu warga Jakarta, mendukung dimulainya pembangunan NYIA. Saat di Yogyakarta, pekan lalu, Firman bersama rombongannya nyaris ketinggalan pesawat karena terjebak kamacetan luar biasa di Kota Gudeg ini. ”Bandara baru yang rencananya dilengkapi dengan akses kereta saya yakin menghadirkan kepastian meski jarak lebih jauh,” katanya.

Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito juga mengapresiasi NYIA ini. Dia mengaku telah menyiapkan sejumlah infrastruktur pendukung untuk menarik wisatawan ke Magelang. ”Sudah kita antisipasi, tentu ini kemajuan yang baik,” kata Sigit. Meski sudah dilakukan groundbreaking, sejumlah warga yang tergabung dalam Wahana Tri-Tunggal (WTT) tetap bersikeras menolak pembangunan NYIA.

(Rizkie Fauzian)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya