Kasrul mengakui dari 14 indikator atau aspek penentuan orang miskin yang dilakukan Tim Nasional Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), sepuluh di antaranya berkaitan dengan perumahan.
Begitu juga berdasarkan hasil survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2015 yang dilakukan BPS, menunjukkan keadaan perumahan di Maluku yang beratap seng sebanyak 82,50%, rumah berdinding tembok sebanyak 74,56%, berlantai semen 47,92%.
Sedangkan sumber penerangan PLN sebanyak 81,41% dan rumah tangga yang menggunakan bahan bakar minyak tanah untuk penerangan sebanyak 51,62%.
Dia menambahkan rumah merupakan bagian paling esensial dari kehidupan setiap keluarga dan secara naluriah seorang kepala keluarga akan berupaya sekuat tenaga mencari dan mendapatkan sebuah rumah untuk ditempati istri dan anak-anaknya.
"Tentu saja semua orang berkeinginan rumah yang ditempati memenuhi syarat-syarat kelayakan, tetapi kenyataannya masih banyak yang belum layak huni karena keterbatasan penghasilan keluarga," ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua meminta pemerintah kabupaten/kota di Maluku memikirkan strategi percepatan pembangunan untuk mengatasi prosentase data perumahan yang dikeluarkan BPS tersebut dalam waktu relatif singkat.