JAKARTA - Negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN), termasuk Indonesia, menjadi kunci terwujudnya Jalur Sutra Baru, khususnya dari aspek kemaritiman. Indonesia sebagai zona ekonomi maritim terbesar di dunia yang perairannya merupakan persimpangan antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia memiliki peranan penting dan strategis.
Jalur Sutra Baru atau yang dikenal dengan Initiative Belt and Road merupakan bentuk kerja sama dan konektivitas antarnegara yang dibahas sejumlah kepala negara dan pemerintahan dalam The Belt and Road Forum for International Cooperation (BRF) di Beijing, China, pada 14-15 Mei 2017.
Ambisi Republik Rakyat China menyingkirkan Amerika Serikat dari takhta kekuatan ekonomi nomor satu dunia, tampaknya bukan retorika. Selama dua hari, China menggelar KTT Belt and Road (BR) atau yang dikenal sebagai Jalur Sutra Modern.
Presiden RRC Xi Jinping mengatakan, inisiatif OBOR merupakan upaya diplomatik untuk mendorong globalisasi dengan gaya China. Xi menyebut inisiatif Belt and Road sebagai 'Proyek Abad Ini' rencananya akan menghubungkan China dengan dunia melalui jalur perdagangan guna mengatasi tantangan ekonomi global.
“Inisiatif ini telah memasuki era baru dan berjalan lancar,” ujar Xi dalam pidato penutupannya, seperti dilansir Bloomberg.
Tercatat 68 negara dan organisasi internasional telah menandatangani kesepakatan kerja sama dengan tuan rumah. Xi menambahkan bahwa forum ini akan berkumpul kembali pada 2019.
Inisiatif BR ini menjanjikan 540 miliar yuan atau setara USD78 miliar untuk pembiayaan, termasuk 100 miliar yuan untuk dana Jalur Sutra, pinjaman baru 380 miliar yuan kepada negara-negara peserta, dan 60 miliar yuan di tahun-tahun mendatang untuk pengembangan negara dan organisasi internasional yang mengikuti forum tersebut.
Xi menekankan, BR yang bertujuan meningkatkan perdagangan multilateral, juga berinisiatif meningkatkan perdamaian di dunia yang kini penuh tantangan. Kepada hampir 2 lusin pemimpin dunia yang berkumpul, Xi menegaskan negara-negara di dunia harus menjunjung tinggi dan mengembangkan ekonomi dunia secara terbuka.
Proyek ini sendiri akan menghubungkan China dengan Asia, Eropa, dan Afrika melalui infrastruktur dan investasi. Direktur analisa untuk Asia di Control Risk Group, Andrew Gilholm menyebut inisiatif BR untuk mengisi kekosongan dan memanfaatkan persepsi secara global, di mana AS di bawah komandan baru Donald Trump lebih memilih proteksionisme ekonomi.
Dalam forum tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa Indonesia menyadari aspek kemaritiman dari Jalur Sutra sulit terwujud tanpa kontribusi signifikan dari Indonesia dan negara-negara lain di Asia Tenggara. Kepada para kepala negara yang hadir, Presiden memaparkan kondisi terkini dari upaya-upaya pemerintah dalam mewujudkan visi poros maritim dunia. Presiden menyebut Indonesia penuh dengan segala kekayaan alam dan wisata.
“Jarak dari bagian paling barat Kepulauan Indonesia sampai ke bagian paling timur adalah sama dengan jarak dari London ke Dubai atau dari Los Angeles ke New York. Kepulauan dan perairan Indonesia yang demikian besar juga penuh dengan kekayaan alam dan kekayaan wisata,” ujar Presiden dalam siaran pers kemarin.
Namun, potensi yang dimiliki tersebut diakui belum dapat dimanfaatkan dengan baik. Sebab sebagian besar wilayah Indonesia yang terdiri atas kepulauan belum terkoneksi dengan baik melalui infrastruktur yang memadai.
Presiden China Xi Jinping percaya diri bahwa masa depan Inisiatif Jalur Sutra akan mendukung perdamaian, inklusivitas, dan perdagangan bebas di seluruh dunia. Jalur Sutra dipercaya akan menjembatani kesenjangan infrastruktur di Asia dan sekitarnya.
Proyek itu membutuhkan investasi USD900 miliar selama 10 tahun mendatang dengan membangun infrastruktur melalui Asia Tengah, Asia Barat, Timur Tengah, dan Eropa. Itu akan mengintegrasikan ekonomi dunia. Selain jalur darat, China juga mengenalkan Jalur Sutra Maritim. Proyek itu melibatkan negara-negara Asia Tenggara, Oseania, dan Afrika Utara.
“Jalan menuju perdamaian dan kesejahteraan bisa dicapai jika semua pihak bekerja sama meskipun proses itu masih panjang untuk dilalui,” kata Xi kepada jurnalis pada akhir konferensi, seperti dilansir Reuters.
Konferensi Jalur Sutra berikutnya akan digelar pada 2019. Sebanyak 30 pemimpin negara yang berkumpul di Beijing menandatangani kesepakatan Jalur Sutra. Mereka menyepakati program itu untuk mempromosikan sistem perdagangan multilateral yang terbuka dan berdasarkan aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Diperkenalkan pada 2013, Jalur Sutra merupakan rencana besar untuk menghubungkan Asia, Eropa, dan Afrika. Itu untuk mengembalikan kejayaan Jalur Sutra yang dibuka China dahulu kala. Hanya, proyek Jalur Sutra kini lebih menekankan pembangunan infrastruktur dan perdagangan. Xi menganggap Jalur Sutra bisa mengatasi berbagai masalah perdagangan investasi serta ketimpangan pembangunan. Ke depannya, Jalur Sutra juga bisa mengatasi imigran serta menghentikan terorisme dan konflik.
(Dani Jumadil Akhir)