"Hilirisasi ini sejak lama dipandang sebagai solusi, tapi entah kapan terealisasi di Sumsel. Padahal jika ada pabrik ban sendiri, setidaknya sudah mengurangi ekspor karet alam mentah," ujar dia lagi.
Kondisi ekonomi global saat ini sedang lesu, sehingga pasokan karet di pasaran internasional berlimpah. Dampaknya, harga jatuh sejak April, padahal pada akhir tahun lalu sempat membaik sebagai dampak bencana banjir di sentra karet Thailand.
Harga karet di tingkat petani jatuh sejak sepekan terakhir hingga melewati batas ambang kewajaran yakni Rp3.500-Rp4.000 per kg, diduga sebagai dampak anjlok harga di pasaran ekspor.
Padahal, petani karet sempat girang ketika harga mulai membaik pada akhir tahun lalu, yakni mulai tembus Rp8.000 per kg dari harga ideal Rp10.000 per kg. Kenaikan harga ini dipicu harga di pasaran internasional yakni USD2,3 hingga Maret 2017. Namun, sejak April 2017, harga karet mulai bergerak turun lagi, dan puncaknya terjadi pada pekan ini.
(Widi Agustian)