JAKARTA – Pada semester pertama 2017, kinerja keuangan PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) menemui banyak tantangan di tengah melorotnya daya beli masyarakat. Perseroan membukukan penurunan pendapatan di paruh pertama tahun ini 3,0% menjadi Rp6,7 triliun, dibanding periode yang sama tahun lalu Rp6,92 triliun. Sedangkan tingkat pertumbuhan SSSG masih negatif.
Meski mencatatkan penurunan, perseroan masih membukukan pertumbuhan penjualan yang ditopang dari penjualan Idul Fitri dan tren peningkatan marjin laba bruto sebesar 173 basis poin dari kuartal pertama 2017. Perseroan mengklaim hasil kinerja di kuartal pertama tahun ini lebih baik dibandingkan kuartal pertama 2016. Hal ini menunjukkan bisnis retail Hypermart sudah menuju ke arah positif.
Public Relation & Communication Director MPPA, Danny Kojongian dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, perseroan juga melakukan berbagai upaya efisiensi biaya yang sedang dijalankan yang berhasil menurunkan biaya umum dan administrasi sebesar 16,5% dari Rp584 miliar di kuartal pertama 2017 menjadi Rp488 miliar di kuartal kedua 2017.
Baca Juga:
Disebutkan, restrukturisasi bisnis yang dilakukan perseroan sejak 18 bulan lalu mulai membuahkan hasil yaitu penjualan MPPA secara konsisten lebih baik dari kompetitor utamanya di bidang hipermarket/supermarket dalam retail modern. Dari divisi fresh food dan grocery masing-masing mencetak pertumbuhan 2,5% dan 0,7% di semester satu 2017. Pertumbuhan penjualan secara keseluruhan mengalami dampak yang berasal dari pertumbuhan penjualan yang lemah dari elektronik dan peralatan rumah tangga terkait dengan proses restrukturisasi dan koreksi ketidakseimbangan ragam produk. "Walaupun keadaan kinerja penjualan yang relatif datar, marjin laba bruto dan biaya operasional diharapkan akan meningkat sebagai hasil dari upaya restrukturisasi tersebut," imbuhnya.