JAKARTA - Realisasi investasi pembangkit listrik sepanjang semester I-2017 tercatat mencapai Rp56,30 triliun. Capaian ini lebih lambat dibandingkan dengan target investasi akhir tahun yaitu Rp261,9 triliun.
Artinya, realisasi investasi pembangkit listrik baru mencapai 21,4% dari target yang dipatok Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Andy Noorsaman Sommeng menjelaskan, penyebab lambatnya nilai outstanding investasi pembangkit listrik disebabkan adanya proses penghitungan finansial dari sisi investor. Belum lagi hambatan proses administrasi serta perizinan.
"Yang agak lambat berkaitan dengan investasi karena berkaitan dengan project financing karena itu disbursement. Kita sudah merencanakan segini, tapi dalam pelaksanaan ada beberapa hal hambatan misalnya perizinan akibatnya terjadi disbursement," ujarnya di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (4/8/2017).
Kendati demikian, Andy meyakini bahwa pola pertumbuhan investasi pembangkit listrik akan mengalami pertumbuhan pada kuartal III dan IV. "Tapi biasanya kurvanya kurva S. Pada akhir seperempat atau tiga perempat, yang seperempat itu biasanya up-nya," tambah dia.