"Maluku Barat Daya ini dengan Rp500 juta sampai Rp1 miliar belum tentu satu tahun bisa semuanya (dikunjungi). Kita punya DAU (Dana Alokasi Umum) Rp600 miliar, Rp300 miliar untuk gaji aparatur dan honorer. Makanya honorer kita tunda-tunda. Tapi toh akhirnya kita tanda tangan," kata Barnabas.
Untuk itu, daerah perbatasan ini sangat membutuhkan investor agar dapat berkembang. Salah satunya adalah investasi pada sektor pariwisata, khususnya perhotelan.
"Saya ingin banyak investasi ke sini sehingga banyak pilihan. Jika tidak banyak yang ingin jadi PNS, Jadi honorer," jelasnya.
Harga bahan bakar minyak juga sempat dikeluhkan. Diharapkan, harga BBM pada daerah kawasan perbatasan ini dapat setara dengan daerah lainnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)