Di sisi lain, untuk mengantisipasi faktor eksternal itu, Pertamina tetap menjalankan program efisiensi perusahaan dan penciptaan nilai tambah melalui break through project (BTP) yang sudah mencatat USD360 juta serta inisiatif strategis lainnya.
"Efisiensi dan inovasi yang dapat menciptakan nilai tambah bagi perusahaan menjadi kunci Pertamina menghadapi situasi industri migas global yang belum juga membaik." jelas Yenny.
Sementara itu, untuk Program lndonesia Satu Harga, Pertamina telah berhasil mendirikan lembaga penyalur BBM di 25 titik wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) per Juli 2017. Sesuai rencana, Program lndonesia Satu Harga ditargetkan mencapai 159 titik wilayah 8T hingga 2019.
(Rizkie Fauzian)