JAKARTA - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia baru saja usai. BI melihat perekonomian Indonesia pada Kuartal-II 2017 tumbuh lebih rendah dari perkiraan semula.
Pertumbuhan ekonomi Kuartal-II 2017 tercatat 5,01% (yoy), lebih rendah dari periode yang sama pada 2016 sebesar 5,18% (yoy).
Baca juga: Target Pertumbuhan Ekonomi 5,4%, Konsumsi Rumah Tangga Jadi Harapan Terakhir
"Pertumbuhan ekonomi tersebut didukung oleh meningkatnya kinerja investasi, khususnya investasi bangunan sejalan dengan akselerasi belanja infrastruktur pemerintah dan meningkatnya proyek investasi swasta," ujar Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo, Jakarta, Selasa (22/8/2017).
Di sisi lain. lanjutnya, pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada Kuartal-II 2017 melemah. Sementara, konsumsi Pemerintah mengalami kontraksi seiring dengan adanya pergeseran pengeluaran.
Baca juga: Ramalan Pengusaha: Pertumbuhan Ekonomi 2017 Capai 5,1%
"Dari sisi eksternal, kinerja ekspor melambat terutama dipengaruhi penurunan pertumbuhan volume ekspor produk manufaktur sejalan dengan belum kuatnya pemulihan ekonomi dunia," ujarnya.
Secara spasial, Lanjut Agus, rendahnya pertumbuhan ekspor terutama terjadi di Jawa, Sulawesi dan Kalimantan sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang melambat di daerah tersebut. Ke depan, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan membaik ditopang oleh peningkatan investasi dan konsumsi seiring dengan berlanjutnya dampak belanja Pemerintah yang lebih ekspansif serta pemanfaatan ruang pelonggaran kebijakan moneter.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Semester II Ditargetkan 5,4%, Menko Darmin: Kenapa Tidak?
"Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan 2017 tetap dalam kisaran 5,0-5,4% dan akan meningkat menjadi 5,1-5,5% pada tahun 2018," ujarnya.
(Fakhri Rezy)