JAKARTA - Angkatan kerja Indonesia berjumlah sekira 125 juta orang. Sementara angka pengangguran berada di 5,33%, yang merupakan level terendah sejak era reformasi.
"Namun angkatan kerja kita masih menghadapi permasalahan, dari jumlah angkatan kerja sebanyak 60,39% didominasi lulusan SMP ke bawah," kata enteri Tenaga Kerja (Menaker) Hanif Dhakiri, dilansir dari akun twitter Kementerian Naker @KemnakerRI, Selasa (29/8/2017).
Baca Juga: Menaker: Angka Pengangguran Berada di Level 5,33%
Dia menjelaskan, Indonesia selalu beorientasi pada pendidikan formal jangka panjang. Dia mengatakan, selalu membedakan antara pendidikan vokasi dengan pelatihan vokasi.
"Ada 60% angkatan kerja lulusan SD-SMP yang tidak bisa akses pendidikan formal. SMA terlalu tua, masuk diploma tidak bisa karena tidak punya ijasah SMA," ungkap dia.
Pelatihan vokasi, kata dia, menjadi jembatan bagi masyarakat yang less-educated agar bisa masuki pasar kerja dan menjadi kompeten.
"Membangun Indonesia dari pinggiran itu saya tafsirkan membangun Indonesia dari bawah, dari the less-educated," ungkap dia.
Baca Juga: Menteri Bambang: Asuransi untuk Pengangguran Harus Dikaji Secara Benar!
Untuk itu, Hanif memiliki beberapa jurus untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia.
"Bagaimana membuat pasar kerja kita menjadi aktif? Negara harus memimpin untuk melakukan investasi SDM. Dengan skema yang lebih fokus dan masif," kata dia.
Caranya, kata dia, bisa dengan perkuat akses dan mutu. Baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan kerja.
"Industri juga perlu melakukan rekrutmen berbasis kompetensi bukan lagi berdasar pendidikan. Misal lulusan S1 atau bersertifikat kompetensi," kata dia.
Dia menegaskan, penting untuk perkuat akses dan mutu yang lebih baik dari pendidikan formal dan pelatihan kerja sehingga hasilkan SDM berkualitas.
"Investasi SDM ini tidak bisa jalan kalau hanya pemerintah saja, dunia usaha juga harus aware, mari kita bersama-sama membangun negeri ini," kata dia.
(Dani Jumadil Akhir)