KEIN: Tambahan Utang Harus Disesuaikan dengan Defisit RI
Indonesia Butuh Utang untuk Kencangkan Laju Investasi!
"Kami sudah siapkan bahan. Selama ini kan DPR sangat konstruktif untuk pahami keseluruhan APBN, dan paham belanja dan penerimaan tidak sama," tuturnya.
Dia mengatakan, utang negara Amerika Latin di era 1980 bisa meminjam ke konsorsium bank swasta. Konspirasi seperti ini bisa saja dilakukan Indonesia, tapi utang seperti ini beda sekali dengan yang sekarang.
Utang RI komposisinya semakin sedikit utang luar negeri (ULN) dari multilateral dan bilateral, lebih banyak pada surat berharga negara (SBN).
"Tapi pertanyaan yang perlu dijawab kenapa Indonesia perlu belanja sedemikian besar hari ini? Karena hampir lebih 20 tahun, investasi di negara di bidang infrastruktur. Indeks ketersediaan infrastruktur pada 1990-an 60% terhadap PDB, sekarang 35%," tuturnya.
Artinya, kata Sri Mulyani, bukan PDB naik yang membuat infrastruktur semakin naik, tapi di tengah kelas menengah naik kemudian infrastruktur tidak mencukupi, maka biaya tinggi. Oleh karena itu, infrastruktur sangat diperlukan.
"Kami juga perlu investasi di bidang pendidikan dan infrastruktur. Indonesia perlu juga investasi SDM sekarang juga, itu kebutuhan yang tidak bisa ditunda. Selain itu, kami juga perlu lindungi masyarakat miskin," jelas dia.
Baca Juga: