JAKARTA - PT Jasa Marga (Persero) Tbk akan mengubah sistem transaksi tunai menjadi nontunai di gardu tol secara 100% pada 31 Oktober nanti. Perubahan sistem pembayaran ini akan dilakukan secara bertahap.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Herry Trisaputra mengungkapkan saat ini setidaknya ada lima juta transaksi pada jalan tol. Dari total tersebut, 3,4 juta transaksi berada di bawah pengelolaan Jasa Marga.
Sayangnya, dari 3,4 juta transaksi yang ada di bawah pengelolaan Jasa Marga, baru 36% atau sekira 1,2 juta transaksi yang menggunakan uang elektronik.
Baca Juga: INGAT! Mulai 31 Oktober, Tol Tak Terima Uang Tunai
"Kami optimis ada 3,5 juta setidaknya pengguna yang belum gunakan yang nantinya akan secara bersama-sama beralih menuju cashless sementara waktunya hingga 31 Oktober, kurang lebih dua bulan. Kami mohon, mari manfaatkan waktunya," kata dia di Jakarta, Jumat (8/9/2017).
Herry mengatakan, setelah pemberlakuan pembayaran nontunai,bukan berarti upaya peningkatan layanan di jalan tol berhenti. Langkah selanjutnya adalah dengan meningkatkan infrastruktur Gardu Tol Otomatis (GTO).
"Dari kesiapan semula rasio hybrid dengan GTO, 60% dengan 40%. Nanti kita menuju sebaliknya hybrid-nya 40% GTO-nya 60%. Ada yang sudah full GTO, ada yang GTO-nya 70%," kata dia.
Baca Juga: Bayar Tol Wajib Pakai Nontunai, Jasa Marga Butuh 1,5 juta Kartu Baru
Secara umum, Jasa Marga membagi dua periode perubahan transaksi yang dimulai sejak bulan September hingga akhir Oktober 2017. Diharapkan, penerapan transaksi 100% nontunai secara bertahap dapat membantu sosialisasi sejak dini kepada pengguna jalan.
Penerapan 100% nontunai di luar Jawa, akan mulai diimplementasikan di Pulau Bali pada 1 Oktober mendatang. "Di Bali tanggal 1 Oktober sudah cashless, Jakarta kami harapkan jangan kalah sama Bali," tukasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)