JAKARTA - PT Waskita Karya (Persero) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan membangun Transit Oriented Development (TOD) di Stasiun Bogor yang terdiri dari apartemen dan pusat perbelanjaan. Bangunan apartemen tersebut, 30% diperuntukkan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan sekira 70% bagi masyarakat menegah ke atas.
Untuk menjamin hunian terintegrasi langsung dengan transportasi publik, Menteri BUMN Rini Soemarno berencana membentuk anak perusahaan BUMN yang tugasnya mengawasi dan mengendalikan penjualan apartemen ini supaya tepat sasaran.
Baca juga: Urai Kemacetan, Stasiun Bogor Bakal Punya Hunian Transit Oriented Development 2 Tahun Lagi
"Ini kan karena TOD, lahan kereta api. Kementerian BUMN sudah mendetailkan dengan KAI, BTN bahwa 25-30% untuk MBR. Jadi kami membuat anak perusahaan untuk menjaga peruntukan MBR tetap untuk MBR," ujarnya di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (11/9/2017).
Anak perusahaan ini, lanjut Rini, akan mengawasi pembelian yang harus benar-benar kepada MBR. Kalaupun harus dijual, anak perusahaan ini yang membeli dan dijual lagi kepada MBR lainnya.
"Jadi dijaga kepemilikannya tetap ke MBR. Karena tujuannya juga supaya mereka kan dekat publik transport dan cost mereka tidak tinggi lagi. Jadi sekarang pembangunan rumah untuk MBR itu dijaga, 1 keluarga tidak bisa beli 2,"tuturnya.
Baca juga: Pengembangan Kawasan TOD Harus Ada Aturan Jelas!
Sementara itu, Rini mengatakan pembentukan anak perusahaan ini sedang dibicarakan termasuk di dalamnya berapa kisaran harga untuk satu hunian apartement ini.
"Ini lagi dibicarakan, jadi nanti BTN sisi pembiayaan rumahnya, KAI dan Waskita sebagai pembangunnya. Ini yang dalam proses," tandasnya.
(Rizkie Fauzian)