JAKARTA - Pemerintah dan Panitia Kerja (Panja) A Badan Anggaran (Banggar) telah menyetujui pembiayaan utang di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 sebesar Rp399,2 triliun. Besaran ini juga sudah diperbaiki sesuai dengan nilai tukar rupiah sebesar Rp13.400 per USD dari sebelumnya Rp13.500 per USD.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara menagatakan pembiayaan yang ada di RAPBN sudah perbaiki sesuai ketentuan yang baru, misalnya bayar Internasional menggunakan mata uang asing dalam kurs Rp13.400 atau sesuai asumsi terakhir.
Baca juga: Tok! Badan Anggaran DPR Sepakati Defisit 2,19% dan Pembiayaan Utang Rp399,2 Triliun
"Untuk pembiayan utang totalnya Rp399,189 triliun terdiri dari SBN neto Rp414,5 triliun, pinjaman neto Rp15,3 triliun," ungkapnya di Ruang Sidang Banggar, Jakarta, Senin (25/9/2017).
Menurutnya, pembiayaan utang ini di antaranya untuk pembiayaan investasi Rp65,64 triliun. Pembiayan investasi inj terdiri dari investasi terhadap BUMN Rp3,6 triliun untuk PT Kereta Api Indonesia (KAI) melalui Penyertaan Modal Negara (PMN).
Baca juga: Simak! Pemerintah dan DPR Bahas Defisit dan Pembiayaan Utang di RAPBN 2018
Selain itu, juga untuk investasti kepada badan lainnya, BLU sebesar Rp57,43 triliun terdiri dari dana bergulir di dalamnya itu PPDLPP. Lalu lembaga pengelolaan kelautan dan perikanan, pusat investasi pemerintah, dan BLU.
Selanjutnya, ada dana pendidikan nasional Rp15 triliun, LMAN Rp35,4 triliun, dan Lembaga kerjasama internasional sebesar Rp1 triliun. Kemudian pembiayana investasi kepada organisasi badan usaha lembaga internasional Rp2,1 triliun.
Baca juga: Era Jokowi, Anggaran Pendidikan Naik 27% dan Infrastruktur Ditambah 123%
"Pemberian pinjaman negatif Rp6,66 triliun, kewajiban pemberian penjaminan Rp1,1 triliun. Sehingga total pembiayaan adalah Rp325,93 triliun demikian keseluruhan konkret postur pembiayaan RAPBN 2018," tukasnya.
(Fakhri Rezy)