JAKARTA - Asian Development Bank (ADB) memprediksi ekonomi Indonesia pada tahun ini dapat tumbuh pada level 5,1%. Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan target pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2017 sebesar 5,2%.
Menanggapi hal ini, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mengatakan bahwa prediksi ini adalah hal yang wajar. Pasalnya, prediksi ini masih tak jauh berbeda dari target dalam APBN Perubahan 2017.
Baca juga: Sedang Berkembang, ADB Ramal Pertumbuhan Ekonomi Asia Capai 5,9% di 2017
"Itu saya rasa antara 5,1%- 5,2%, itu hal yang wajar ya," kata Bambang di Hotel Pullman, Jakarta, Selasa (26/9%2017).
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi Indonesia semester kedua 2017 adalah sebesar 5,01%. Menurut Bambang, ekonomi Indonesia diprediksi akan terus tumbuh mengingat adanya potensi penguatan dari sektor ekspor maupun investasi.
Baca juga: Mantap! ADB Proyeksi Ekonomi Indonesia Tetap Kuat dari Tekanan Global
"Kita masih melihat sebenarnya di semester dua ini ada potensi penguatan ekonomi baik di investasi maupun di ekspor. Jadi masih ada ruang untuk menuju 5,2%," ujarnya.
Bambang menekankan, pemerintah masih optimis ekonomi Indonesia tumbuh di atas 5,1%. Perbaikan ekonomi diprediksi masih terus berlangsung hingga akhir tahun mendatang.
"Ya mendekati 5,2%," kata Bambang.
Baca juga: ADB Pertahankan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2017 di Level 5,1%, Apa Alasannya?
Sebelumnya, Kepala Perwakilan ADB untuk Indonesia Winfried Wicklein mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester pertama lalu didorong oleh investasi dan ekspor. Sementara itu, ekonomi Indonesia pada semester kedua tahun ini diproyeksi akan didorong oleh belanja pemerintah hingga investasi asing.
"Dengan alokasi yang lebih tinggi untuk infrastruktur publik dan iklim investasi swasta yang semakin baik serta ekspansi ekonomi yang akan masih berlanjut hingga tahun depan," jelasnya.
Kenaikan investasi swasta juga diprediksi akan meningkat setelah Indonesia mendapatkan peringkat investment grade dari Standard & Poor’s (S&P). Capaian ini diyakini akan meningkatkan kepercayaan investor pada Indonesia.
"S&P telah menaikkan peringkat Indonesia menjadi investment grade yang diharapkan akan mempercepat arus modal masuk, termasuk investasi langsung asing," tukasnya.
(Fakhri Rezy)