JAKARTA - Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dikabarkan telah menyiapkan lahan 10 hektar (ha) di Lampung untuk merelokasi industri pertahanan seperti PT Dirgantara Indonesia (DI), PT Pindad dan PT PAL Indonesia.
Namun rencana relokasi pabrik ini belum nyatanya belum diketahui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengaku, belum ada komunikasi dengan Kemenhan terkait hal ini.
"Belum ada, kita juga belum diberitahu (Menhan), kita juga baru tahunya dari media,"ujarnya, di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (29/9/2017).
Baca juga: Duh, Kasus Dugaan Suap Ganggu Penjualan PT PAL ke Luar Negeri
Meski demikian, Harry tak memungkiri adanya kajian awal untuk relokasi dan dibutuhkannya lahan. Namun dari kajian awal pemanfaatan lahan yang dibutuhkan untuk galangan kapal (PT PAL Indonesia).
"Kita juga sama sekali belum ada komunikasi, memang ada rencana pemanfaatan lahan, khususnya galangan kapal. Tapi belum ada pembicaraan lebih lanjut,"ujarnya.
Baca juga: Penuhi Pesanan Kapal TNI-AL, PT PAL Selesaikan 4 Bulan Lebih Cepat
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, agar industri pertahanan lebih kuat dan profesional maka di antaranya PT Dirgantara Indonesia, PT PAL hingga PT Pindad akan direlokasi.
Meski begitu, Menhan masih mencari lokasi yang tepat, dengan kemungkinan besar Lampung menjadi pilihan.
Baca juga: Mantap! Nigeria Siap Beli Kapal Perang Buatan PT PAL
"Nanti saya ke Lampung. Secepatnya lah setelah ini. Lahan sudah dapat ada 10 hektar lebih. Jadi kalau jadi satu akan lebih bagus. Kalau sekarang luasan satu perusahaan cuma 26 hektar atau 40 hektar, nanti kita kasih 3 ribu hektar. Kan lebih gede,"ujarnya
(Rizkie Fauzian)