JAKARTA - Di tengah keterbatasan infrastruktur, Bandan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mengklaim cukup mampu menjaga pertumbuhan. Bahkan, sampai akhir tahun ini sektor ekonomi kreatif mampu menyumbang produk domestik bruto (PDB) sebesar Rp1.000 triliun.
Rasa optimis tersebut disampaikan Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf saat paparan konfetensi pers tiga tahun pemerintahan Jokowi-JK di Kantor Sesneg, Jakarta, Selasa (17/10/2017).
Baca juga: Tak Mungkin Larang Produk Asing Masuk, Produk Kreatif Harus Naik Kelas!
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi kreatif pada periode 2015 mencapai Rp852,2 triliun tingkat sumbangsih ke PDB. Terus bergerak naik dan tumbuh signifikan pada 2016 hingga pada 2017 mencapai Rp1.000 triliun.
"Ini pencapaian luar biasa di tengah keterbatasan infrastruktur offline sektor ekonomi kreatif nasional," ungkapnya.
Baca juga: Market Share Hanya 1,4%, Jokowi Siap Intervensi Pasar Industri Kerajinan
Triawan juga menyebutkan badan yang baru dibentuk pada pemerintahan Jokowi-JK itu lemah dukungan riset. Sehingga, pengembangan ekonomi kreatif kurang maksimal.
"Di ekonomi kreatif, infrastruktur offline, gedung pertunjukan, gedung pameran dan bahkan tempat-tempat pameran ekonomi kreatif masih lemah. Hanya selama pengembangan online sudah luar biasa," imbuh dia.
Baca juga: Pernah Jadi Perajin, Jokowi Ungkap Masalah Utama Industri Kreatif
Pihaknya juga menyoroti aksesnya masih kurang. Meski demikian, dia berterima kasih karena pemerintah daerah secara alami sudah mendukung pemerintah ekomomi kreatif di daerah.
"Di negara-negara maju ada ikonik teater yang menjadi lokasi pertunjukann. Sementara kita belum ada, tetapi kami optimis serah perjalanan akan mampu merealisasikannya," tutur Triawan.
(Fakhri Rezy)