JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, utang Pemerintah Pusat naik menjadi Rp3.866,45 triliun, terdiri dari SUN sebesar Rp2.591,55 triliun (67,0%), SBSN sebesar Rp536,91 Triliun (13,9%), dan pinjaman sebesar Rp737,99 triliun (19,1%).
Utang tersebut didominasi oleh utang dalam mata uang Rupiah (59%), diikuti porsi utang dalam mata uang asing (41%), yakni dolar AS (29%), Yen Jepang (6%), Euro (4%), Special Drawing Right (1%), dan beberapa valuta asing lain (1%).
Baca juga: Wah, Kepemilikan Asing di Surat Utang Negara Naik 5,15%
Sementara data Bank Indonesia (BI) mencatat, utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir Agustus 2017 tercatat USD340,5 miliar atau tumbuh 4,7% (yoy). Berdasarkan kelompok peminjam, ULN sektor swasta tercatat USD165,6 miliar atau 48,6% dari total ULN atau tumbuh 0,1% (yoy), setelah pada Juli 2017 mengalami penurunan sebesar 1,1% (yoy).
Posisi ULN sektor publik dari pemerintah dan bank sentral pada Agustus 2017 tercatat USD174,9 miliar atau 51,4% dari total ULN, tumbuh 9,5% (yoy), sedikit meningkat dari 9,2% (yoy) pada bulan sebelumnya.
Baca Juga: Naik 4,7%, Kini Utang Luar Negeri Indonesia Jadi USD340 Miliar
Berdasarkan jangka waktu asal, pertumbuhan ULN jangka panjang dan jangka pendek tetap terkendali. ULN berjangka panjang tumbuh 3,3% (yoy) pada Agustus 2017, sedikit mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 2,6% (yoy). Sementara itu, ULN berjangka pendek tumbuh 14,6% (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 13,1% (yoy).
(Martin Bagya Kertiyasa)