Adapun pinjaman emiten bersendi saham BBTN tersebut disokong peningkatan kredit perumahan yang menempati porsi sebesar 90,61% dari total pinjaman. Per September 2017. kredit perumahan Bank BTN tercatat nalk 19,32% yoy menjadi Rp167,16 triliun. Di segmen ini kredlt pemilikan rumah (KPR) subsidi mencatatkan kenaikan paling tinggi atau sebesar 30.78% yoy menjadi Rp68.34 trlllun pada September 2017.
"Dengan capaian tersebut per September 2017. Bank BTN menguasai 96,69% pangsa pasar KPR subsidi. Di samping itu untuk KPR secara keseluruhan. Bank BTN menjadi pemimpin pasar dengan pangsa sebesar 35,62% per Juni 2017," jelasnya.
Kredit konstruksi dan KPR non-subsidi pun mencetak pertumbuhan positif sebesar masing-masing 17,87% yoy den 12,59% by. Kredit non-perumahan pun turut mencetak kinerja posttif. Pada kuartal Ill-2017. Kredit non-perumahan Bank BTN naik 26,44% yoy menjadi Rp17,33 triliun.
Dengan tumbuhnya kredit dan pembiayaan Bank BTN tersebut, lanjut Maryono juga turut meningkatkan total aset perseroan pada kuartal lll-2017. Aset Bank BTN naik 17,56% yoy menjadi Rp231,93 triliun atau naik dari Rp197,29 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Kenaikan pinjaman yang disalurkan Bank BTN juga diiringi dengan perbaikan kualitas kredit. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NFL) gross Bank BTN pada September 2017 terpantau turun dari 3,6% menjadi 3,07%. NPL nett Bank BTN per September 2017 pun tercatat sebesar 2,06% atau turun dari 2,4% pada bulan yang sama tahun sebelumnya.