Target penerimaan pajak yang tinggi yaitu sebesar Rp1.424 triliun dapat menciutkan nyali pelaku usaha dalam melakukan ekspansi, sehingga mengakibatkan perekonomian secara umum stagnan.
Untuk itu, upaya akselerasi ekonomi dapat dimulai dari relaksasi sisi perpajakan guna menghindari stagnasi pertumbuhan ekonomi di angka lima persen dalam beberapa tahun terakhir.
Selain itu, Indef menilai tantangan perekonomian lainnya di 2018 adalah pemilihan kepala daerah secara serentak di 171 daerah yang dapat berpengaruh kepada sektor konsumsi rumah tangga dan lembaga non profit yang melayani rumah tangga.
Tahun politik ini bisa membuat dunia usaha menunda untuk melakukan kegiatan bisnis, sembari menanti kepastian atas munculnya pemimpin baru atau petahana di daerah.
Hal tersebut menyebabkan kondisi ekonomi nasional kemungkinan baru menggeliat pada semester II-2018. Meski demikian, tantangan selanjutnya adalah tahun politik berskala nasional yang menanti di 2019 yaitu pemilihan Presiden.
Berbagai tantangan tersebut bisa mengganggu penguatan fundamental ekonomi dan reformasi struktural yang telah berjalan baik seiring dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi global.
Pesan musim gugur dari Washington sudah tertanam dengan jelas kepada benak para pemangku kepentingan, bahwa mitigasi harus disiapkan, meski "matahari sedang bersinar cerah".
Untuk itu, kebijakan fiskal, moneter maupun reformasi struktural harus bersinergi lebih erat agar momentum positif ini tidak terbuang sia-sia dan masyarakat bisa menikmati hasil dari pertumbuhan ekonomi.
(Fakhri Rezy)