JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat dalam jangka waktu satu tahun terakhir jumlah pengangguran di Indonesia bertambah 10.000 orang hingga Agustus 2017. Pengangguran tertinggi ada pada tingkat pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan pengangguran terendah untuk lulusan Sekolah Dasar (SD).
Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Sairi Hasbullah mengatakan jumlah pengangguran dari Pemberhentian Hak Kerja (PHK) akibat penutupan sejumlah ritel tidak berdampak besar terhadap peningkatan jumlah pengangguran.
Baca juga: Alexis Ditutup, Pengusaha Hiburan di Jakarta Ketar-ketir
"Kalau di lihat perdagangan itu enggak ada masalah. Jadi belum ada PHK besar-besaran dari ritel belum terasa. Jadi beberapa alasan itu tadi," ungkapnya di Gedung BPS, Jakarta, Senin (6/11/2017).
Selain itu, penutupan griya pijat atau Hotel Alexis yang juga melakukan PHK banyak karyawan di katakan tidak mempengaruhi pertambahan jumlah pengangguran di Indonesia.
Baca juga: Cakep.. Pemprov DKI Sudah Kantongi Tempat Hiburan Malam yang Menyimpang
"Enggak ada pengaruh karena kecil sekali. Kita lihat Indonesia itu 121 juta tenaga kerja. Kalau PHK 50 orang tidak terlihat. Enggak akan terlihat," jelasnya.
Dengan demikian ia menyebut bahwa banyak faktor lain yang menyebabkan pengguran. Mulai dari pekerja yang baru berenti hingga banyaknya lulusan baru di Agustus 2017 ini.
Baca juga:Duh! Sambangi Alexis, Pemprov DKI Gagal Temui Manajemen Hotel
"Tenaga kerja belum terserap di project lain, dan infrastrukturnya sudah selesai. Pertanian misalnya, ada perlambatan daya serap. Jadi belum terlihat," tukasnya.
(Fakhri Rezy)