JAKARTA - Survei Bank Indonesi (BI) mencatat penjualan eceran pada September 2017 tetap tumbuh meskipun lebih rendah dibanding bulan sebelumnya. Indeks Penjualan Riil (IPR) pada September 2017 tumbuh 1,8% (yoy), lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 2,2% (yoy) menjadi 201,2.
Pada Desember 2017, penjualan eceran diperkirakan kembali meningkat tercermin dari Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) tiga bulan yang naik dari 141 menjadi 153,1.
Pertumbuhan penjualan ritel pada September 2017 yang melambat terjadi pada kelompok makanan dengan pertumbuhan sebesar 7,6% (yoy) atau melambat dibandingkan 7,9% (yoy) pada bulan sebelumnya.
Sementara kelompok non-makanan mengalami kontraksi yang semakin dalam, dari minus 5,9% (yoy) pada Agustus 2017 menjadi minus 6,2% (yoy). Secara regional, kontraksi pertumbuhan tahunan IPR pada September 2017 terjadi di tiga kota dengan kontraksi terdalam terjadi di Denpasar yaitu minus 12,6% (yoy).
Selain itu, survei mengindikasikan tekanan kenaikan harga di tingkat pedagang eceran tiga bulan mendatang (Desember 2017) meningkat. Indikasi tersebut tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) tiga bulan yang akan datang sebesar 148,0 lebih tinggi dari 145,0 pada bulan sebelumnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)