Peter menyebutkan dari hasil promosi yang dilakukan Kementerian Pariwisata RI di Washington DC Amerika Serikat, sudah ada sekitar 4.000 orang yang mendaftar untuk ikut ur wisata di sela-sela rangkaian pertemuan tahunan itu.
Dia juga mengatakan bahwa sebagian besar hunian hotel yang berada di sekitar kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung, sudah penuh pemesanan padahal acara tersebut berlangsung tahun depan. "Kami tidak mau tidak hanya menjadi tuan rumah menyediakan sarana untuk pertemuan tapi harus ada manfaat dari pertemuan itu," ucapnya.
Pihaknya mengharapkan setelah pertemuan tersebut akan menarik investasi dan perdagangan ke Indonesia karena yang hadir dalam pertemuan ekonomi terbesar di dunia itu juga dihadiri oleh pengusaha dan petinggi perusahaan dari seluruh dunia.
Pertemuan utama tahunan IMF dan Bank Dunia dijadwalkan berlangsung 12-14 Oktober 2018 namun akan didahului dengan sejumlah agenda lain seperti seminar dan pertemuan lain yang membahas perkembangan ekonomi dunia. Tidak hanya dihadiri para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari 189 negara di dunia, pertemuan itu juga dihadiri para petinggi perusahaan dan pengusaha kaya dan lembaga keuangan internasional.
Peter menambahkan Indonesia merupakan negara keempat di kawasan ASEAN yang menjadi tuan rumah pertemuan IMF dan Bank Dunia setelah sebelumnya digelar di Filipina tahun 1976, Thailand tahun 1991, Singapura 2006 dan Indonesia pada Oktober 2018.