"Kombinasi pada pembiayaan dari luar negeri dengan penerimaan ekspor yang terbatas, berisiko mengganggu ketahanan ekonomi domestik yang berasal dari eksternal seperti pada rasio kepemilikan asing atas SUN yang cukup tinggi," paparnya.
Dia melanjutkan, pesatnya pertumbuhan teknologi digital juga meningkatkan efisiensi dan produktivitas di berbagai sektor seperti media, ritel, maupun keuangan. Kendati demikian, hal ini juga berisiko mengurangi ketersediaan lapangan kerja.
"Konsumen ditawarkan kemudahan kecepatan kepraktisan yang belum pernah ada sebelumnya. Di sisi lain, digital akan mengubah dan berpotensi mengganggu model bisnis konvensional serta berisiko mengurangi ketersediaan lapangan kerja," jelas dia.
Baca Juga: Tak Bisa Dibendung, OJK Kawal Perkembangan Keuangan Digital di RI
Menurutnya, teknologi digital juga turut merambah sektor keuangan dan menawarkan perluasan akses, kecepatan transaksi hingga biaya yang murah. Kendati demikian hal ini turut menyumbang risiko mulai dari pencucian uang hingga mengganggu sistem keuangan.