Jokowi Miris, 80% Guru SMK Tak Ajari Skill Kerja

Trio Hamdani, Jurnalis
Selasa 28 November 2017 22:31 WIB
Gubernur BI Agus DW Martowardojo. (Foto: Okezone/Arief)
Share :

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta sistem pendidikan di Indonesia dibenahi. Dengan demikian, kualitas sumber daya manusia (SDM-nya) untuk mendukung perekonomian negara.

Jokowi menyayangkan bahwa di tingkat pendidikan sekolah menengah kejuruan (SMK), mayoritas tenaga pendidikan basicnya adalah guru di bidang normatif, seperti guru Bahasa Indonesia, Agama dan lain sebagainya.

"Yang banyak memang guru normatif, guru PPKN, Bahasa Indonesia, Agama. Yang seperti itu bukan enggak perlu, tapi perlu. Tapi kalau SMK mestinya guru yang bisa melatih, meng-upgrade skill anak kita," kata Jokowi dalam acara pertemuan tahunan Bank Indonesia (BI), di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (28/11/2017).

Baca Juga: Perusahaan Digital Berlomba Rekrut Tenaga Kerja Terampil di Bidang TI

Tak tanggung-tanggung, Jokowi menyebutkan bahwa sebanyak 80% tenaga pengajar di SMK adalah guru normatif. Sisanya baru guru yang benar-benar mengajar praktik terkait dengan jurusan pendidikan yang diambil. "SMK perlu perombakan besar. 80% lebih adalah guru normatif. Harusnya guru skill, keterampilan, guru yang bisa jadi pelatih untuk anak-anak kita perkuat skill mereka," ujarnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya