Bencana Gunung Agung, BPS: Jumlah Wisatawan Asing ke Bali Turun hingga 15,99%

Lidya Julita Sembiring, Jurnalis
Senin 04 Desember 2017 14:50 WIB
Ilustrasi (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan letusan Gunung Agung tidak akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional secara keseluruhan. Pasalnya ia menilai bencana yang ada di Bali tersebut mempengaruhi sektor pariwisata.

Hal ini terlihat dari penurunan jumlah wisatawan asing (wisman) yang masuk ke Indonesia selama Oktober mengalami penurunan sebesar 44,54%. Dimana jumlah wisman berkurang terbanyak ada di Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar, Bali mencapai 15,99% penurunannya.

 Baca juga: Gunung Agung Erupsi, Jumlah Turis Asing di Oktober Menyusut 4,54%

Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto mengatakan penurunan jumlah wisman sekitar 100.000 dibandingkan September 2017. Oleh karenanya di akhir tahun terutama Desember diharapkan kejadian tersebut sudah berhenti.

"Pada September 2017 jumlah wisman yang mendarat lewat I Gusti Ngurah Rai itu 550.238 orang. Pada Oktober 2017 itu jumlahnya turun 462.263. Artinya, month to month jumlah wisman yang melalui I Gusti Ngurah Rai turun 15,99%. Apa akan berdampak pada November dan Desember, kita harapkan tidak. Mudah-mudahan sudah berakhir," ungkap Kecuk di Kantornya, Jakarta, Senin (4/12/2017).

 Baca juga: Erupsi Gunung Agung, Menko Darmin Sebut Sektor Pariwisata Mulai Terganggu

Namun, Kecuk menekankan untuk pertumbuhan ekonomi enggar berpengaruh secara nasional. Hanya saja jika bencana terjadi secara berkepanjangan akan mempengaruhi inflasi di daerah Karang Asem dan sekitarnya.

"Secara keseluruhan enggak ya, tidak pengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi, mungkin untuk kabupatennya sendiri ia," jelasnya.

 Baca juga: Bandara Ngurah Rai Ditutup, Dunia Pariwisata Kehilangan Rp234 Miliar

Menurutnya, selama ini daerah sekitar Gunung Agung menyumbang pasir ke kabupatennya, sehingga dengan adanya bencana ini maka pengambilan pasir harus lebih jauh karena jalan memutar. Itulah yang bisa menyebabkan inflasi karena ongkos angkut yang mahal.

"Karena Singaraja sebagian pasirnya diambil dari Plumpung dan Karang Asem sehingga dia mungkin jalannya memutar sehingga ongkos angkutnya jadi sedikit lebih mahal. Tapi dampaknya ke Bali keseluruhan saya pikir enggak. Kita berharap cepat-cepat selesai," tukasnya.

(Fakhri Rezy)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya