Untuk itu pemerintah juga memerlukan pembiayaan melalui pinjaman yang dilakukan secara terencana, diperhitungan dengan sebaik-baiknya dan dikelola secara efektif, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan oleh pemerintah kepada masyarakat luas.
Menurut Scenaider Clasein Siahaan agar pinjaman tetap dapat terkelola dengan baik dan dalam posisi aman terdapat sejumlah cara seperti memilih waktu jatuh tempo sesuai dengan kebutuhan pembiayaan
Begitu juga pemilihan mata uang untuk pinjaman yang juga diajukan juga berbeda-beda sebab masing-masing mata uang memiliki potensi risikonya masing-masing. “Saat Indonesia krisis tahun 1998, sebagian besar pinjaman kita ada dalam bentuk dolar. Saat ini beragam sehingga lebih terjaga.”
Seluruh potensi risiko tersebut harus diperhitungkan dengan benar dan dikelola dengan hati-hati sehingga jumlah pinjaman negara yang kini mencapai Rp3.800 triliun dapat ditangani secara baik dan memberikan manfaat bagi pertumbuhan ekonomi di masa depan.
“Tidak perlu khawatir pinjaman tersebut dapat dilunasi oleh pemerintah. Kalau melihat struktur keuangan negara, pinjaman tersebut bisa dilunasi dalam waktu dekat. Namun pemerintah tidak ingin hal-hal produktif dengan adanya pinjaman tersebut menjadi terabaikan,” pungkasnya.
(Rizkie Fauzian)