JAKARTA - Industri strategis di bawah badan usaha milik negara (BUMN) semakin berkibar di mancanegara. Berbagai produk seperti senjata, kapal, kereta api, bahan baku baja, hingga pesawat sudah merambah Afrika, Amerika, Asia Tenggara, dan Timur Tengah.
Di antara perusahaan BUMN yang sukses dalam menciptakan beragam produk unggul tersebut adalah PT Pindad (Persero), PT PAL Indonesia (Persero), PT Inka, PT Krakatau Steel/ KS (Persero) Tbk, dan PT Dirgantara Indonesia/DI (Persero).
Langkah yang sudah dicapai tersebut menjadi momentum untuk mendorong kebangkitan industri strategis, termasuk untuk merebut pasar internasional.
Baca Juga: Relokasi Pabrik BUMN ke Lampung, Kementerian BUMN: Kita Butuh Lahan Untuk Galangan Kapal
Deputi Kementerian BUMN bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media, Fajar Harry Sampurno menegaskan komitmen pemerintah untuk mengembangkan kualitas BUMN yang masuk dalam kategori industri strategis.
“Setidaknya terdapat dua cara yang telah dan akan dilakukan oleh BUMN yakni melalui restrukturisasi dan revitalisasi,” ujar Fajar.
Berdasarkan data Kementerian BUMN, selain PT Pindad, PT PAL, PT Inka, PT Krakatau Steel, dan PT DI, ada lima perusahaan lainnya yang terus berkembang dan siap bertarung di pasar internasional. Perusahaan dimaksud adalah PT DAHANA (Persero), PT Industri Telekomunikasi Indonesia/ INTI (Persero), PT Len Industri (Persero), dan PT Industri Nuklir Indonesia/Inuki (Persero).
Selanjutnya, PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari/ DKB (Persero), PT Dok Perkapalan Sura baya/DPS (Persero), PT Industri Kapal Indonesia/IKI (Persero), PT Barata Indonesia (Persero), dan PT Boma Bisma Indra/BBI (Persero). Menurut Fajar, dibandingkan tiga tahun lalu, kondisi BUMN sektor strategis saat ini jauh lebih baik.
“Salah satu indikator yang dapat dilihat melalui jumlah BUMN yang masih merugi. Tiga tahun lalu se banyak 50% BUMN di sektor strategis masih merugi. Namun, akhir tahun 2017 hanya ada dua BUMN yang masih merugi, yakni PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari/DKB (Persero) dan PT Dok Perkapalan Surabaya/DPS (Persero),” ungkap dia.
Baca Juga: Duh, Kasus Dugaan Suap Ganggu Penjualan PT PAL ke Luar Negeri
Kondisi ini, menurut dia, tidak terlepas dari inisiatif BUMN dalam menghasilkan berbagai produk berkualitas. Termasuk di antaranya keinginan memperluas pasar ke berbagai negara.
Fajar mencontohkan, PT PAL Indonesia (Persero) bebe rapa waktu lalu mencatatkan peningkatan pesanan kapal dari dalam negeri maupun luar negeri seusai sukses meraih kontrak pesanan dua kapal perang Keno Strategic Sealift Vessel (SSV) senilai USD90 juta dari Filipina.
Selain itu, PT Dirgantara Indonesia (PT DI) juga siap untuk mengomersialkan pesawat N219 pada 2019. Pesawat buatan anak bangsa ini diyakini memiliki beberapa kelebihan di banding para pesaingnya. Besarnya nilai penjualan perunit dari produk BUMN sektor strategis tersebut diyakini Fajar akan berdampak positif bagi perekonomian nasional.
Selain itu, sektor industri strategis ini juga dapat membuktikan sumber daya manusia Indonesia yang tak kalah bersaing dengan negara lain. Keberadaan industri strategis pun sangat diyakini akan berdampak positif bagi pertahanan dan keamanan dalam negeri.
Sekjen Kementerian Pertahanan Marsekal Madya TNI Hadiyan Sumintaatmadja mengungkapkan, selain untuk kepentingan bisnis, keberadaan BUMN industri strategis juga memiliki tujuan lain. Tujuan tersebut adalah dalam rangka meningkatkan kemandirian pemenuhan alat utama sistem persenjataan (alutsista).