Saat ini Indonesia belum bisa dikata kan telah mandiri dalam pemenuhan alutsista, mulai dari hulu hingga hilir. Kendati demikian, Indonesia secara bertahap sedang menuju ke arah pemenuhan alutsista. Keberadaan BUMN tersebut diharapkan bisa mempercepat terealisasinya kemandirian tersebut.
“Tentunya ada beberapa hal yang harus dilakukan agar bisa terealisasi. Diantaranya adalah meningkatkan penggunaan teknologi untuk menghasilkan produk berkualitas, meningkatkan kualitas SDM serta infrastruktur yang harus terus ditingkatkan. Tentu ini bukan hal persoalan mudah dan murah. Dan, kita saat ini sedang menuju ke arah kemandirian itu,” ungkap dia.
Di sisi lain, lanjut Hadiyan, sebagai perusahaan BUMN sektor industri strategis telah membuktikan prestasinya yang membanggakan. Dia mencontoh kan senapan buatan PT Pindad yang dipergunakan oleh TNI selama ini. Dengan senjata dalam negeri, TNI berulang mengukir sejarah dengan menjuarai berbagai lomba menembak internasional.
“Salah satunya ada lah dalam perlombaan Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2017, TNI kembali mempergunakan senjata yang dibuat khusus PT Pindad (Persero), dan berhasil menjadi juara pertama,” tandas dia.
Selain sektor pertahanan, sebenarnya bila merujuk pada Undang-Undang Nomor 3/2014 tentang Perindustrian, masih terdapat beberapa sektor yang masuk dalam kategori industri strategis.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Haris Munandar mengungkapkan, terdapat beberapa sektor industri strategis lain yang dapat mengharumkan nama bangsa dan dapat meningkatkan perekonomian dalam negeri. Misalnya saja industri di sektor farmasi, makanan, minuman, backbone industri bahan logam dasar, dan petrokimia.
“Semua itu tentu terus kita kembangkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Ter utama dalam industri padat karya dan memiliki orientasi ekspor. Hal itu dilakukan untuk mendorong meningkatnya angkatan kerja yang bekerja,” jelas dia.
Salah satu yang dilakukan kementerian perindustrian, menurut dia, adalah berkolaborasi dengan lembaga pendidik an agar kualitas tenaga kerja yang dihasilkan sesuai dengan standar industri.
Untuk mendukung industri strategis, pemerintah terus mengupayakan terjadi kelancaran hilirisasi.
“Salah satunya seperti di kawasan industri Morowali, Sulawesi Tengah, yang akan menghasilkan stainless steel hingga tiga juta ton pertahun pada 2018. Kawasan industri di Batulicin Kalsel (besi baja) dan Papua. Tentu saja tujuannya terkait program pemerintah pemerataan pembangunan di daerah,” tambah dia.