KOREA SELATAN - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, ada peluang bagi Indonesia dan Korea Selatan untuk kerjasama dalam pembangunan kereta ringan Light Rail Transit (LRT).
Kerjasama ini secara khusus dapat dilakukan dengan salah satu Perusahaan otomotif asal Korea Selatan, Hyundai yakni dalam pembangunan Railroading Technology System (Rotem).
Dalam kunjungan tersebut, Hyundai menyatakan sebagai perusahaan otomotif telah menyuplai dan membangun sarana perkeretaapian di 36 negara lainnya. Di antaranya yakni di Vancouver, Kanada dan Boston, Amerika Serikat.
Baca Juga: KAI Teken Kontrak LRT Jabodebek Rp29,9 Triliun
"Mereka mengatakan siap untuk melakukan transfer teknologi dalam proses pembangunan proyek ini. Karena ini sudah mereka lakukan di banyak negara, seperti di Turki. Menurut Hyundai, mereka sudah mendirikan pabrik di Turki untuk mengakomodasi kebutuhan kereta di sana," ujar Luhut saat berkunjung ke unit pabrik pembuatan kereta Hyundai, Busan, Korea Selatan dikutip dalam keterangan tertulisnya, Kamis (21/12/2017).
Menurut Luhut, yang terpenting dari pembangunan infrastruktur selain transfer teknologi, juga penggunaan produk lokal.
Baca Juga: LRT Palembang Ditargetkan Beroperasi Juni 2018
Menanggapi hal ini, CEO Hyundai Kim Seung-tack menyatakan penggunaan produk lokal dari negara yang bekerjasama dalam pembangunan merupakan hal yang biasa dilakukan Hyundai. Oleh sebab itu, pihaknya siap bila terjadi kerjasama akan menggunakan produk lokal Indonesia.
"Di pabrik yang kami dirikan di Turki, penggunaan lokal kontennya telah mencapai 51%. Tentu hal yang sama bisa kami terapkan untuk Indonesia," ujar Kim dalam kesempatan yang sama.
Baca Juga: Pembangunan LRT Tanah Abang Dimulai Usai Asian Games
Selain itu, Luhut juga menanyakan kesanggupan Hyundai jika harus menyelesaikan pembangunan LRT dalam waktu 15 hingga16 bulan. Ia juga berharap harga yang ditawarkan Hyundai bisa sesuai dengan anggaran negara dalam pembangunan LRT.
"Yang paling mungkin dilakukan adalah 30% proses pembangunan pertama dilakukan di Busan, dan 70% sisanya dilakukan di Indonesia. Dari segi harga, kami sangat kompetitif," jawab Kim.
Executive Vice President untuk Overseas Marketing PT INKA Bambang Kushendarto mengatakan, pihaknya menyambut baik transfer teknologi maupun kerjasama dengan Indonesia, ia melihat ada teknologi perusahaan tersebut yang belum pernah dibuat PT INKA.
"Dari apa yang saya lihat, produk Hyundai cukup kompatibel untuk Indonesia " ujarnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)