JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta rasa optimisme terhadap perekonomian harus ditingkatkan di 2018. Jangan seperti 2017, di awal tahun sudah dimulai dengan kekhawatiran di berbagai hal.
Presiden mengatakan, capaian perekonomian di 2017 sangat positif. Seperti ekspor Indonesia mencapai double digit sekira 15%-17%, investasi masuk sekira 13%-14%. Kemudian, pemberian rating layak investasi dan S&P dan terakhir dari Fitch yang menaikan BBB- menjadi BBB dengan outlook stabil.
Baca Juga: 5 Fokus Indonesia hingga 2025 Dituangkan Menko Darmin dalam Buku Kebijakan Pengembangan Vokasi
"Saya kira hal optimis ini harus terus disampaikan agar ada keseimbangan yang kita inginkan. Rasa optimisme sehingga menanamkan modal jadi semangat kita," ujarnya, di Auditorium Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (29/12/2017).
Presiden sangat menyayangkan jika kekhawatiran di awal 2017 yang proyeksikan hampir semua analisis diterima begitu saja. Di mana para analisis mewanti-wanti sentimen kenaikan suku bunga AS 2017, Pemilu di Eropa hingga kebijakan fiskal Presiden AS Donald Trump.
Baca Juga: Indonesia Target Jadi Pusat Ekonomi Digital
"Coba bayangkan andai kata di awal tahun karena takut risiko, di semua saham, properti di jual, kita pegang cash. Berapa keuntungan kita yang hilang. Coba tadi Pak Tito sampaikan, tahun ini IHSG naik double digit juga 20%. Ini angka yang tidak kecil," ujarnya.
Oleh karena itu, kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini, semua pihak harus berpikir dengan optimis. Dia meminta jangan terlalu banyak membaca media sosial, di mana ada analis yang terkadang tidak mengerti dapat sumber dari mana.
"Kesimpulannya jangan takut, risiko selalu ada itulah peluangnya," ujarnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)