JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengapresiasi capaian yang telah diraih Bursa Efek Indonesia (BEI) dan mendorong investor di pasar modal untuk berinvestasi pada sektor riil.
”Tentu kita bangga kepada pencapaian indeks, tapi letak masalah ekonomi di Indonesia adalah investasi riil yang dilakukan pemerintah dan juga dunia usaha,” kata JK saat menghadiri pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia di Jakarta, kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka naik 10,43 poin atau 0,16% ke level 6.366,08 dibandingkan penutupan perdagangan akhir tahun 2017 di posisi 6.355,65. Meski demikian, pada penutupan perdagangan, indeks berakhir di zona merah yang turun 16,42 poin atau 0,26% ke level 6.339,24. Menurut JK, capaian IHSG merupakan wujud kepercayaan investor terhadap kondisi perekonomian di Tanah Air.
Baca Juga: Waspada Tawaran Investasi di Internet, Bisa Merugikan Anda!
Untuk itu, dia mengingatkan kepada seluruh investor di pasar modal agar tidak terus bangga dengan raihan yang ada. Namun, juga harus bisa menunjukkan perubahan lebih baik kepada masyarakat banyak. ”Satu satunya yang perlu ditingkatkan, yaitu investasi secara riil dalam bentuk fisik, bukanhanya di pasar modal, jadi bisa itu pembangunan smelter, pabrik, dan lainnya,” kata JK. Karena itu, Wapres mengajak sejumlah investor dan emiten untuk berekspansi lebih besar kepada sektor riil di tengah semakin positifnya pergerakan IHSG. JK juga mengimbau kepada para pelaku pasar modal untuk mengarahkan triliunan dana yang dihimpun di pasar modal untuk melakukan ekspansi secara lebih masif.
Baca Juga: BKPM: Investasi Pariwisata dan E-Commerce Diprediksi Moncer di 2018
Menurut dia, investasi riil yang belum sesuai harapan merupakan salah satu masalah utama perekonomian di Indonesia. Meskipun di sisi lain, sejumlah indikator makro tetap terjaga dengan baik, tapi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih kurang agresif dibandingkan dengan negara-negara lain. Selain itu, JK berharap investor lokal dapat mendominasi pasar modal di Indonesia dan semakin banyak perusahaan yang akan melantai di bursa sepanjang tahun ini. Dengan demikian, jika investor asing melakukan aksi jual tidak terpengaruh signifikan terhadap IHSG.
”Jadi kita lihat apa yang mendorong emiten itu, yakni investasi lebih banyak lagi daripada harga saham yang naik, jangan seperti dulu, segala macam di bawah keluar, itu baru bisa anomali kita hilangkan,” katanya. Sementara itu, Ketua Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menjelaskan, sepanjang tahun lalu industri pasar modal telah menoreh kinerja menggembirakan. Hal tersebut terlihat dari capaian IHSG yang ditutup menguat hampir mencapai 20% dibandingkan tahun sebelumnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)