"Semua komoditas yang bisa dimakan, kecuali rokok. Rokok dapat apa? Di sinilah harus kita jaga. Tolong deh, rokok itu bisa menyebabkan kemiskinan," tukasnya.
Di sisi lain, Bambang juga melihat konsumsi mie instan oleh masyarakat juga cukup tinggi sebagai tiga teratas. Meski tak juga menyumbang kesehatan yang tinggi, namun dia menilai mie instan masih memiliki manfaat yakni memberi karbohidrat.
Baca Juga: Bappenas Bidik Angka Kemiskinan Jadi Single Digit di 2018
"Tapi satu sisi dia ada karbohidrat. Jadi kita harapkan pabrik mie instan tidak naikkan harga semena-semena," jelas dia.
Dia juga menjelaskan terjadi tren konsumsi daging sapi di tahun 2017 sebesar 5,71% di kota dan 2,83% di desa. Hal ini menurut dia menunjukkan masyarakat mulai sadar akan kesehatan.
"Paling tidak orang tahu kalau makan daging sapi itu lebih baik dari mie instan. Tapi ya itu, kenapa kita belum bisa mengurangi konsumsi rokok di kota maupun di desa (masih terus 6 teratas)," ucapnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)