JAKARTA - Rasio elektrifikasi Indonesia sepanjang 2017 bertambah menjadi 94,91% atau lebih tinggi dari target 92,75%. Namun untuk konsumsi listrik di 2017 justru mengalami penurunan, dari target 1.058 kWh per kapita terealisasi 1.012 kWh per kapita.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Andi Sommeng mengatakan, di 2017 ada beberapa industri yang shutdown. Tidak hanya itu, bisnis ritel seperti mall yang selama ini konsumsi listriknya besar juga alami penurunan.
"Ada beberapa perusahaan sudah mulai enggak ada dan ini mempengaruhi,"ujarnya, di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (10/1/2018).
Meski begitu, pemerintah terus mendorong konsumsi listrik meningkat, salah satu caranya dengan penyederhaan golongan listrik rumah tangga menjadi 5.500 VA.
"Dulu program membatasi listrik 450 VA, 900 VA itu kan karena keterbatasan kapasitas kan. Kalau sekarang kapasitas sudah cukup baik, reserve margin 30% kan sudah baik,"ujarnya.
Menurut Andi, konsumsi listrik sebesar 1.012 kWh per kapita sudah tertinggal dari negara tetangga Malaysia.
Tentu, ke depan pemerintah ingin memberikan kemudahan masyarakat memperoleh konsumsi listrik yang lebih baik dengan harga terjangkau.
"Hemat itu biasnaya negara maju itu kan listrik sudah banyak loss strum, sehingga kadang orang mau keluar rumah, AC masih nyala dan sebagainya. Itu reserve margin tinggi, nanti kita pada saatnya itu, program penghematan perlu karena supaya listrik termanfaatkan dengan baik,"ujarnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)