JAKARTA - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mengungkapkan, stabilitas sistem keuangan pada kuartal keempat 2017 dalam kondisi normal. Hal ini disampaikan sebagai kesimpulan rapat berkala dari KSSK yang pertama di tahun 2018.
KSSK diketuai oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, terdiri dari Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Ketua Dewan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santiso, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah. Rapat tersebut dilakukan mulai malam hari, Senin 22 Januari 2018 di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta.
Kendati demikian, ke depan KSSK juga akan mencermati sejumlah tantangan yang dapat memengaruhi stabilitas sistem keuangan baik dari sisi eksternal maupun domestik.
Baca juga: Sri Mulyani hingga Gubernur BI Kumpul Bahas Sistem Keuangan
Dari sisi eksternal, KSSK mencermati rencana lanjutan kenaikan Fed Funds Rate dan normalisasi neraca bank sentral AS, normalisasi moneter negara maju, moderasi pertumbuhan (rebalancing) ekonomi China dan dinamika konflik geopolitik.
"Sedangkan dari sisi domestik, KSSK mencermati tantangan seperti dampak kenaikan harga minyak dunia terhadap inflasi atau subsidi, aliran dana non-residen pada pasar keuangan, tingkat permintaan kredit yang belum sepenuhnya pulih, persepsi pasar terhadap kondisi politik menjelang Pilkada serentak tahun 2018 dan Pilpres 2019, serta perkembangan mata uang virtual (cryptocurrency) termasuk bitcoin," kata Sri Mulyani, di Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Selasa (23/1/2018).
Baca juga: Sri Mulyani: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia dalam Kondisi Normal
Sri Mulyani menjelaskan, KSSK optimis kondisi stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan tetap terkendali dalam rangka mendukung momentum pertumbuhan perekonomian nasional dengan ditopang resiliensi perekonomian yang kian membaik.
Sri Mulyani menjelaskan, kondisi tersebut ditandai dengan tingkat inflasi yang rendah sesuai target pemerintah dalam tiga tahun terakhir, neraca transaksi berjalan pada tingkat yang sehat, aliran masuk modal asing yang stabil, nilai tukar Rupiah yang terjaga, serta cadangan devisa yang menguat. Selain itu, kebijakan fiskal dengan tingkat defisit anggaran dan defisit primary balance yang lebih rendah dari target APBN-P 2017.
Demikian juga dengan kinerja perbankan dan pasar modal yang baik, tren performa SBN yang positif, kecukupan dana penjaminan simpanan, serta persepsi investor yang positif terhadap prospek perekonomian Indonesia ke depan.
"KSSK akan mengoptimalkan bauran kebijakan dari sisi fiskal, moneter, makro dan mikroprudensial, serta pasar keuangan dalam menjaga momentum perekonomian dari tantangan yang dapat mengganggu kesinambungan dan stabilitas sistem keuangan," jelasnya.
Sementara itu, komitmen tersebut tercermin dalam Rencana Kerja KSSK tahun 2018 meliputi pengkajian implementasi peraturan pelaksanaan UU PPKSK, pelaksanaan simulasi penanganan krisis sistem keuangan, operasionalisasi Sekretariat KSSK dan peningkatan kapasitas pegawai yang antara lain melalui program pertukaran pegawai antarlembaga anggota KSSK.
"KSSK akan kembali menyelenggarakan rapat berkala pada bulan April 2018," pungkasnya.
(Dani Jumadil Akhir)