Buka Ritel Tanpa Kasir, Kekayaan Jeff Bezos Melonjak Jadi Rp1.509 Triliun

Koran SINDO, Jurnalis
Kamis 25 Januari 2018 10:17 WIB
Ilustrasi: Reuters
Share :

SEATTLE - Bos Amazon Jeff Bezos tidak pernah lelah melakukan inovasi. Terobosan terbarunya, dia membuka toko konvensional tanpa kasir, Amazon Go, kepada publik pada 22 Januari lalu.

Dompet pria terkaya di dunia itu pun semakin tebal, yakni naik USD2,8 miliar. Saham Amazon naik 2,5% setelah Bezos mengumumkan tokoi barunya. Berdasarkan data Forbes, kekayaan bersih Bezos kini mencapai USD113,5 miliar atau setara Rp1.509,5 triliun (kurs Rp13.300 per USD). Kekayaan 12 digit Bezos mengantarkannya menjadi orang terkaya di dunia.

Di Amazon Go, meski tidak ada antrean dan bergerak lebih leluasa, para pembeli diawasi secara ketat oleh ratusan kamera dan alat sensor sesaat setelah menyalakan aplikasi sampai keluar dari pintu.

“Permasalahan utama yang dialami industri ritel sejak dulu ialah waktu. Para pembeli ingin berbelanja secara nyaman dan tanpa mengantre,” kata Wakil Presiden Teknologi untuk Amazon Go, Dilip Ku mar, saat grand public opening Amazon Go di 7th avenue, Kota Seattle, Wa shing t on, Amerika Se rikat (AS), dikutip Chicago Tribune .

 Baca juga: Black Friday, Kekayaan Pendiri Amazon Jadi 12 Digit Dolar AS

Toko grab-and-go itu menjadi awal otomatisasi di dunia ritel. Sebagian media lokal AS meramalkan sistem ini akan segera menyebar luas secara nasional dan diadopsi perusahaan ritel yang lain. Dengan teknologi baru yang memangkas waktu pembelanjaan, bisnis ritel di harapkan akan lebih menguntungkan.

Pelanggan harus membuka profil mereka di aplikasi Amazon Go sebelum menempelkan ponsel di gerbang mirip KRL Commuter Line untuk akses masuk. Kamera hitam berbentuk kotak terlihat di setiap sudut gedung seluas 1.800 kaki per segi itu.

Setiap barang yang diambil atau disimpan kembali akan diawasi. Kamera canggih itu juga dilengkapi sensor infra merah sehingga dapat mendeteksi suhu panas tubuh. Amazon Go menyatakan kamera itu tidak dilengkapi teknologi pengenal wajah. Setiap barang memiliki kode khusus sehingga dapat mudah dikenali dan dipindai.

Data yang ditangkap akan di cocokkan dengan data di komputer. Seusai berbelanja, para pembeli hanya perlu berjalan melalui gerbang keluar dan akan menerima setruk pembayaran dan waktu belanja di layar ponsel. Proses itu berlangsung sangat cepat. Pengunjung seperti Harriert McClain bahkan merasa seakan seperti sedang mencuri.

 Baca juga: Berawal dari Sebuah Toko Buku, Amazon Bertransformasi Jadi Perusahaan Besar

Amazon tidak memublikasikan metode dan teknologi yang di gunakan secara spesifik. Namun, mereka menyatakan teknik ini mirip dengan teknik di dalam mobil self-driving , sistem machine-learning , dan teknologi image-processing Facebook.

Mayoritas pengambilan data dilakukan melalui kamera yang dipasang di plafon. “Kamera akan men deteksi interaksi yang dilakukan pembeli di rak, komputer akan mendeteksi barang apa yang diambil, dan machinelearn ing akan menetapkan barang tersebut,” ujar Kumar. Transformasi pengalaman ber belanja ini bergantung pada operasi pengumpulan data mutakhir nan luas.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya