Di bidang energi, Presiden Jokowi juga menyambut baik kerja sama di bidang energi kedua negara yang disepakati pada September 2017 di Jakarta. Sebagai tindak lanjut, Presiden menyambut baik penandatanganan LoI mengenai supply LNG dari Pertamina ke Petrobangla. Diharapkan pengiriman LNG sudah dapat dilakukan pada tahun ini.
Sementara itu di bidang konektivitas, Presiden menyampaikan apresiasinya terhadap Bangladesh yang telah mempercaya PT INKA untuk mendukung dalam pengembangan konektivitas Bangladesh. Sudah 400 gerbong yang dipatok PT INKA ke Bangladesh.
Di bidang Kelautan dan Perikanan, Presiden juga menyambut gembira penandatanganan komunike bersama terkait pemberantasan IUU (Illegal, Unreported, and Unregistered) Fishing.
Seusai pertemuan, telah ditandatangani lima bidang kerjasama, yaitu:
- MoU on Foreign Office Consultation;
- Joint Communique on the cooperation to Combat IUU Fishing;
- Joint Ministerial Statement on the Launching of the Negotiations for Indonesia-Bangladesh Prefential Trade Agreement;
- MoU antara Bangladesh Power Development Board (BPDB) dan PT Pertamina mengenai Project Integrated Power; dan
- LoI mengenai kesepakatan supply LNG dari Pertamina ke Petrobangla.
6. Presiden Jokowi Sebut Kerjasama Maritim Bangun Kawasan Indo-Pasifik
Presiden Joko Widodo menyatakan kerja sama memperkuat bidang maritim penting dilakukan untuk membangun arsitektur kawasan Samudra India-Samudera Pasifik (Indo-Pasifik).
Menurut Presiden, India dan ASEAN dalam memajukan kerjasama maritim dapat memanfaatkan forum-forum kemaritiman seperti Indian Ocean Rim Association (IORA).
Sementara itu Menlu menjelaskan terdapat juga kerja sama cetak biru Konektivitas ASEAN hingga tahun 2025, dan mekanisme keamanan serta keselamatan jalur maritim melalui penggunaan saluran hotline yang diusulkan oleh Indonesia.
Menurut Menlu, untuk memperluas peningkatan kerja sama di bidang kemaritiman, Indonesia mendorong untuk menyambungkan dengan negara mitra ASEAN termasuk India.
Presiden, jelas Menlu, menyampaikan ASEAN yang sudah berumur 50 tahun berhasil membangun ekosistem kawasan yang damai dan stabil.
Kemudian dialog ASEAN-India yang sudah mencapai umur 25 tahun juga diharapkan Presiden mampu mengembangkan stabilitas dan perdamaian tidak hanya di Asia Tenggara, tetapi juga kawasan yang lebih luas, yaitu Samudra India dan Pasifik atau Indo-Pasifik.
7. Jokowi Singgung Kenaikan Tarif Bea Minyak Nabati di India
Pemerintah Indonesia dan India telah membahas peningkatan kerja sama ekonomi dalam pertemuan bilateral Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri India Narendra Modi.
"Oleh karena itu, upaya meningkatkan perdagangan harus terus dilakukan termasuk menghilangkan hambatan perdagangan," kata Presiden Jokowi dalam pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri di Hotel Taj Diplomatic Enclave, New Delhi, India, pada Kamis malam (25/1/2018).
Pertemuan bilateral itu dilakukan Presiden sesudah sesi pleno KTT Peringatan ASEAN-India 2018.
Presiden menyampaikan upaya peningkatan kerja sama ekonomi penting dilakukan karena perdagangan kedua negara mulai tumbuh sejak 2017.
Kendati demikian, potensi nilai perdagangan bilateral masih sangat besar untuk dikembangkan. Hal lain yang disampaikan Presiden Jokowi adalah kenaikan tarif bea masuk yang cukup tinggi terhadap minyak nabati ke India.
Kenaikan tarif minyak nabati dapat berdampak terhadap ekspor minyak sawit Indonesia.
"Jika ekspor sawit Indonesia berkurang, saya yakin akan berpengaruh juga pada pemenuhan kebutuhan pasar India yang semakin meningkat," demikian Presiden menurut keterangan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.
Oleh karena itu, Presiden sangat mengharapkan pemerintah India dapat mempertimbangkan kembali kebijakan penaikan tarif terhadap minyak nabati.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)