"Proyek ini nantinya akan terhubung dengan fasilitas penerima LNG yang terdiri dari Floating Storage and Regasification Unit (FSRU), infrastruktur mooring dan off loading, serta jalur pipa gas baik subsea maupun onshore," ujar VP Communication Pertamina Adiatma Sardjito dalam keterangan tertulisnya, Senin (29/1/2018).
Baca juga: Oleh-Oleh Jokowi dari India hingga Sri Lanka
Dalam proyek ini, BPDB akan bertindak sebagai pembeli listrik yang dihasilkan oleh fasilitas terintegrasi tersebut. Adapun nilai investasi dari proyek ini diperkirakan sebesar USD2 miliar atau sekitar Rp26,3 triliun.
"Proses penyelesaian konstruksi fasilitas ini akan membutuhkan waktu 3 tahun setelah tahap financial closing dicapai. Rencananya konstruksi akan dimulai tahun 2019," ujarnya.
(Dani Jumadil Akhir)